Bawaslu

minsel

minsel

Iklan

Iklan

HUT ke 61. Ini Sejarah Singkat Malenos Baru

11/08/22, 09:56 WIB Last Updated 2022-08-11T02:56:23Z

 


Minsel Blitz--Pemerintah Desa bersama masyarakat desa Malenos Baru merayakan hari jadi ke-61 tahun. Rabu (10/08/2022)


Kegiatan yang di laksanakan di halaman samping Gereja GMIM Desa Malenos baru, di awali dengan Ibadah yang dipimpin langsung oleh oleh Gembalah Jhon S, selaku ketua majelis gereja KGPM desa Malenos baru.


Meski dirayakan dengan kesederhanaan namun di HUT ke 61 tahun ini berlangsung dengan Hikmat dan di sambut dengan suka cita bagi seluruh element masyarakat desa Malenos Baru. 


Hukum tua desa Malenosbaru, Jeannie Ratu dalam samburanya menyampaikan ucapan terimakasih kepada pimpinan golongan gereja, BPD, LPM, perangkat desa dan semua yang terlibat dalam mensukseskan hari jadi desa Malenosbaru ke-61. "Suksesnya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama dari semua lapisan masyarakat yang ada, baik itu mempersiapkan segala sesuatu, bahkan sampai acara ini boleh terlaksana dengan baik". Ucap Ratu



Lebih dari pada itu Ratu juga menyampaikan komitmennya untuk menjadikan desa Malenosbaru yang Maju Berkepribadian dan Sejahtera ucapnya.



Selain Hukum tua Jeanne Ratu hadir juga dalam HUT ini suami dari Hukum Tua yang juga sebagai Kepala sekolah SMPN.1 Amurang Timur Agus Egeten, sataf khusus Bupati Minahasa selatan BPK Jhony Poyo, Sekcam Kantu, Tokoh tokoh masyaralat dan tokoh tokoh gereja, sejumlah mantan hukum tua Desa malenos baru, Perangkat desa danasyrakat


Berikut Sejarah Singkat Desa Malenos:


Nama Malenos diambil dari suatu tempat yang menjadi kesan dari para tokoh pendiri desa Malenos yaitu, dari nama sungai Malenos. Nama MALENOS berasal dari kata MALEDOS, asal kata Ledos yang artinya Air yang mengalir dengan deras diatas batu tikar. Nama ini diambil dari nama sungai yang terletak kira-kira beberapa meter dari pemukiman Malenos. Disitu terdapat lempengan-lempengan batu yang licin, dimana air sungai berkumpul diatasnya yang mengalir dengan deras dan jatuh ke air terjun, dekat dengan sungai sendoan. 


Adapun kata Maledos diganti dengan Malenos, semata-mata hanya ingin melicinkan/memudahkan ucapan. Dan bekas tempat pemukiman penduduk desa Malenos terletak disebelah timur tempat pertemuan (Patoopan), sungai Malenos dan sungai Sendoan atau kira-kira 2 KM dari desa Malenosbaru.


Berdirinya Desa Malenos. 


Pada jaman dahulu wilayah malenos masih merupakan hutan. Sekitar abad ke- 17 lokasi hutan disebelah selatan sungai sendoan mulai dirombak oleh penduduk desa ritey untuk dijadikan lahan perkebunan. Mereka menyebar keselatan sampai sungai maluluk.


Para petani begitu bersemangat, tekun dalam mengerjakan kebunnya. Banyak kali mereka belum mau meninggalkan kebunnya sebelum memberikan hasil yang diharapkan. Mereka mendirikan gubuk (sabua) dikebun sebagai tempat tinggal (paenakan). Pada hari-hari kerja mereka bermalam dikebun (menak), nanti mereka kembali kedesa ritey ketika mengikuti ibadah minggu atau acara kedukaan maupun pesta atau acara penting lain.



Melihat makin banyaknya penduduk ritey yang berkebun disebelah selatan sungai sendoan maka timbul gagasan dari dotu lukow untuk menghimpun mereka membuat suatu pemukiman bersama yang baru supaya apabila mereka mau berkumpul atau bertemu dengan keluarga yang lain tidak jauh-jauh lagi kedesa ritey. Gagasan itu diterima dengan baik dan secara bergotong-royong mendirikan pemukiman diatas bukit sebelah timur, tempat pertemuan (Patoopan) sungai malenos dan sungai sendoan. Berjalan beberapa tahun, penduduk ritey yang tinggal di pemukiman malenos semakin bertambah para tokoh yang berpengaruh mulai berunding untuk membahas masa depan pemukiman malenos dan sepakat menuntut hak wilayah dan otonomi sebagai suatu desa kepada tonaas yang memimpin desa ritey.


Tokoh-tokoh pemukiman malenos menempatkan sepasang batu ditengah tempat pemukiman. Batu itu diberi nama Watu Tumotowa (Watu=batu, Tumok=berdiri, Tuwow=tumbuh dan Towa=panggil). Ditempat watu tumotowa mereka berkumpul untuk meminta kekuatan, kesehatan dan berkat ( Rumei Reindeng: Rumei=permohonan dan Reindeng=berkat/kekuatan, kepada Tuhan yang maha besar (Empung Wailan Wangko).


Dari perjuangan tokoh pemukiman malenos membuahkan hasil dan pada tahun 1860, desa Ritey dibawah pimpinan tonaas Nicolas Manampiring Lintang, setuju merelakkan sebagian wilayah perkebunan ritey kepada pemimpin pemukiman malenos untuk diurus sebagai wilayah malenos.


Berikut Tonaas-tonaas Malenos


Tonaas I: Walewangko Tamburian


Tonaas II: Momongan


Tonaas III: Lepinus Korah


Tonaas IV: Bastian Ratu


Sejak tahun 1890, pemukiman malenos sudah diakui sebagai desa lepas dari pemerintah desa ritey. Hal itu ditandai dengan mulainya desa malenos melakukan pemilihan pimpinan desa/ hukum tua.


[10/8 23:13] Elnusa Recky L: Hukum tua I: Laurens Kimbal


Hukum tua II: Daniel Walewangko


Hukum tua III: Markus Pandegirot


Hukum tua IV: Adrian Tuuk


Hukum tua V: Fredrik Mangundap (1922-1935)


Hukum tua VI: Johan Tamunu (1934-1945)


Hukum tua VII: Victor A. Tutu (1945 sampai pindah ke malenos baru.


Sekitar tahun 1900, penduduk desa malenos membangun gedung gereja darurat dan mulai melakukan ibadah sendiri. Sebagai guru jemaat ditunjuk Jahya Assa, yang pada waktu itu menjabat guru sekolah Genootschap di desa ritey.


Perpindahan desa dari Malenos ke Malenos Baru. Dipindahkannya pemukiman penduduk desa Malenos ke Malenos Baru tidak lepas dari sejarah berakhirnya pergolakan permesta yang ditandai dengan persetujuan perdamaian yang dilaksanakan pada tanggal 4 April 1961. Pada awal tahun 1961, wakil gubernur suluteng, B Tumbelaka berkunjung ke desa malenos untuk menugaskan Victor Adolf Tutu sebagai hukum tua malenos untuk menjadi penghubung antara pemerintah dan pasukan permesta  dan mencari lokasi yang aman untuk tempat berunding.


Perundingan pertama diadakan di perkebunan ritey dekat hulu sungai malenos. Pihak pemerintah diwakili oleh wakil gubernur Suluteng, B Tumbelaka sedangkan pihak permesta diwakili oleh Johan Tambayong. Perundingan ini menghasilkan kesepakatan mempertemukan pimpinan pasukan permesta dengan TNI.



Perundingan lanjutan dilaksanakan di gedung gereja GMIM Malenos yang dihadiri oleh utusan pemerintah Republik Indonesia diwakili oleh Wagub Suluteng B. Tumbelaka, Kolonel. Supangat (Perwira staf Kodam XIII Merdeka), sementara utusan permesta diwakili oleh Johan Lintong dan Wem Tenges (Komandan Brigade WK. III).


Hasil perundingan tersebut disepakati/persetujuan perdamaian untuk mengakhiri perang saudara, pula diputuskan mengadakan gencatan senjata dan upacara pembuatan naskah perdamaian antara Pemerintah Republik Indonesia dengan pasukan permesta didesa Malenos baru pada tanggal 4 April 1961. Persetujuan perdamaian ditanda tangani oleh Panglima Kodam XIII Merdeka, Kolonel TNI Sunandar Prijosudarmo (mewakili Pemerintah RI) dan Kol. DJ Somba selaku menjabat Komando daerah pertempuran II (KDP II KDM SUT) Permesta.


Sebagai peringatan selesai upacara didirikan tugu yang terbuat dari papan yang letaknya tepat disebelah barat gedung gereja GMIM Malenos baru. Pada tanggal 17 Juli 1961 disepakati dalam rapat dan dilanjutkan dengan pembentukan panitia pembangunan untuk pemindaian desa Malenos ke Malenos Baru. Adapun panitia yang dibentuk adalah pelindung/penasehat Victor Adolf Tutu (Hukumtua), ketua 1 Lazarus Kimbal, ketua 2 Frans Yes Weken, panitera 1 Felix Tutu, panitera 2 Josis Tamunu, bendahara 1 Gerard Kimbal, bendahara 2 Nicolas Lintang, kepala urusan pembangunan Daniel Ratu serta anggota Johan Tamunu, Djidon Weken, Frits Tuuk, Altin Tutu, Jotham Tuuk, Willem Pojoh, Kornelis Lonteng, George Kimbal dan Yusof Kimbal.


Pada tanggal 9 Agustus 1961 malam, beberapa anggota panitia dan tua-tua desa berkumpul dirumah hukum tua malenos untuk persiapan keberangkatan menuju kelokasi desa Malenos Baru. Pada pukul 21.00 mereka berkumpul di watu Tumotowa dan bertindak sebagai tonaas, Victor A. Tutu. Kira-kira jam 12 malam mendapat perintah dari tonaas untuk berangkat. Sebelum berangkat mereka berdoa bersama memohon bimbingan dan penyertaan dari Maha Besar Tuhan (Empung Wailan Wangko) yang dipimpin Frans Weken. Kira-kira jam 1 malam tanggal 10 Agustus 1961 mereka tiba dilokasi desa Malenosbaru. Mereka yang sempat turut dalam acara tersebut berjumlah 11 orang dan mereka inilah yang menjadi perintis desa 


(Victor Adolf Tutu, Lazarus Kimbal, Frans Yes Weken, Felix Tutu, George Kimbal, Nicolas Lintang,  Daniel Ratu, Dirk Tuuk, Altin Tutu, Jotham Tuuk dan Jusof Kimbal).


Kira-kira pukul 03.00 kesebelas perintis tersebut mengadakan ibadah bersama sebagai acara pertama dibukanya desa Malenosbaru yang dipimpin oleh, Yes Weken. Adapun kidung pujian yang dinyanyikan: DSL. No 11, jangan lupa nama Tuhan. berdoa serta pembacaan Alkitab dalam Kejadian 12:1-9 dan 1 Petrus 2:1-7. Penutup dengan menyanyi DSL. No 173, Jangan kamu takut. Selesai ibadah mereka mengambil sebuah batu di sungai ritey tepatnya dibawah pohon Tumbak (belakang Rumah Victor Tutu) dan ditempatkan didepan dekat jalan. Batu tersebut dijadikan batu pertama tanda dimulainya pembangunan desa Malenosbaru. Batu sekarang berada didepan halaman rumah keluarga Tutu Lepar yang bertuliskan 3 nama yaitu, V. A. Tutu, F. J. Weken dan F. Tutu.


Inilah nama-nama hukum tua desa Malenosbaru dari tahun ketahun.


1. Victor Adolf Tutu (1961-1968)


Juru tulis Felix Tutu


2. Felix Tutu (1968-1974)


Juru tulis Nicolas Lintang


3. Nicolas Lintang (1974-1980)


Juru tulis Fentje Weken


4. Jan H. Tutu (1980-1986)


Sekdes Fentje Weken


5. Decky Tuuk (1986-1994)


Sekdes Fentje Weken


6. Paul Ulaan (1994- penjabat)


Sekdes Fentje Weken


7. Jhony Tutu (1995-2004)


Sekdes Fentje Weken


8. Jeny Jacob (2004-2009)


Sekdes Fentje Weken


9. Djony Pojoh (2009-2015)


Sekdes Fentje Weken


10. Jerry Runtu (2014-2016- Penjabat)


Sekdes Fentje Weken>Mekry Ratu


11. Lisa Tuuk (2016- Penjabat)


Sekdes Mekry Ratu


12. Senny Tutu (2016-2020)


Sekdes Mekry Ratu>Braily Ratu


13. Braily Ratu (2020-2022- PLT)


Sekdes Merlin Ratu


14. Jeannie J. Ratu (April 2022- penjabat)


Sekdes Braily Ratu.




Penulis: Herdy Wauran


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • HUT ke 61. Ini Sejarah Singkat Malenos Baru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Topik Populer

Iklan