Minsel Blitz--Isu merebaknya penyakit demam babi Afrika atau African swine fever (ASF) kembali santer di Sulawesi Utara menyusul kabar kematian babi dalam jumlah besar serta penjualan daging babi yang terlampau murah.
Bahkan sempat beredar di media sosial tentang adanya daging babi yang dijual Rp 100.000 per 6 kilogram di Sonder serta di Wilaya Kelurahan dan desa yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan.
Hal ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah kabupaten Minahasa Selatan. Dengan menindak lanjut penilaian resiko penyakit African Swine Fever (ASF) di Sulawesi Utara (Sulut).
Bupati Minsel Franky Donny Wongkar mengikuti kegiatan Pencanangan Pembersihan dan Disinfeksi Secara Massal Bagi Kandang-Kandang Peternakan Babi Se-Sulawesi Utara oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, yang dilaksanakan secara daring, yang bertempat di lokasi Peternakan Babi Desa Paslaten Satu Kecamatan Tatapaan. Rabu (23/08/2023)
Terlihat Bupati Franky Turun langsung dan melakukan disinfeksi di beberapa kandang milik dari para peternak babi.
Pada kesempatan itu, bupati Franky mengajak agar semua pihak, semua elemen untuk melakukan pencegahan terhadap penyebaran Virus ASF di seluruh Sulawesi Utara.
Bupati juga mengatakan di Kabupaten Minsel, sebelum ada pertemuan ini, Bupati telah melakukan peninjauan di beberapa tempat pelaku usaha peternakan Babi. Dari kunjungan itu, Bupati Franky melihat bahwa Biosecurity peternakan itu baik sekali dan aman dari Virus ASF.
"Mereka sudah ada aturan-aturan yang diterapkan, sehingga pemeliharaan ternak Babi itu sangat baik," ungkap Bupati Minsel.
Lebih dari pada itu bupati berharap kegitan ini menjadi Contoh kepada seluruh Peternak Babi." Semoga ini menjadi contoh kepada para peternak yang ada di Minahasa Selatan dan Sulawesi Utara." Kunci Bupati.
Turut mendampingi Bupati, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa Selatan bersama jajaran, perwakilan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Camat Tatapaan, Hukum Tua Desa Paslaten Satu, Hukum Tua se-Kecamatan Tatapaan bersama dengan masyarakat peternak babi.
Herdy Wauran**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar